Catatan Kuliah Persemester
Saturday, August 27, 2016
makalah asas dan prinsip pengembangan kurikulum
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kurikulum adalah
suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman
belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas
dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
Kurikulum selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun begitu,
kurikulum tetap mempunyai landasan/asas dan prinsip-prinsip dalam
pengembangannya.
Landasan
pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum
tetapi juga harus difahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana
kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain
yang terkait dengan pengelolaan pendidikan. Selain mempunyai landasan yang
jelas, kurikulum juga mempunyai prinsip yang pada dasarnya merupakan ciri dari
hakikat kurikulum itu sendiri.
Kurikulum selalu
berkembang namun tetap berpijak pada landasan dan prinsip yang ada. Maka dalam
makalah ini, kami memaparkan landasan/asas dan prinsip yang mengambil peran
penting dalam pengembangan kurikulum.
2.
Rumusan Masalah
a)
Bagaimana
pengertian Pengembangan Kurikulum ?
b)
Apa
yang menjadi Asas/Landasan Pengembangan Kurikulum ?
c)
Apa
saja yang mencakup Prinsip Pengembangan Kurikulum ?
3.
Tujuan
a)
Untuk
mengetahui pengertian Pengembangan Kurikulum.
b)
Untuk
mengetahui Asas/Landasan Pengembangan Kurikulum.
c)
Untuk
mengetahui Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian pengembangan kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif,
didalamnya mencakup perencanaan,
penerapan dan evaluasi. Kurikulum merupakan
rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam perkembangan
pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang kuat dalam pengembangan
kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak
orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur–unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam
kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat
menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari
atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam
implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di
lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali
prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
2. Landasan/Asas Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan
kurikulum harus berpijak pada landasan yang kuat dan kokoh, karena landasan
kurikulum dapat menjadi tolak ukur. Adapun landasan pengembangan kurikulum
meliputi :
a)
Landasan
Filosofis
b)
Landasan
psikologis
c)
Landasan
sosial budaya
d)
Landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
a)
Landasan Filosofis
Filsafat pendidikan pada
dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filsafat untuk memecahkan
permasalahan pendidikan. Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam
pendidikan terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat atau
pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu
atau bahkan perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin
dicapai. Di Indonesia tujuan Pendidikan Nasional Indonesia bersumber pada
pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.
Landasan dan arah yang ingin diwujudkan oleh pendidikan di Indonesia adalah
yang sesuai dengan kandungan falsafah Pancasila itu sendiri.
Pada hakikatnya kurikulum
merupakan alur atau tahapan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau
landasan berpikir. Landasan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya yang
meliputi konsep metafisika, epistomologi, logika dan aksiologi akan
berimplikasi terhadap konsep-konsep pendidikan yang meliputi rumusan tujuan
pendidikan, isi pendidikan, metode pendidikan, peranan pendidikan dan peserta
didik. Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama
halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran
filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme,
dan rekonstruktivisme.
Dengan merujuk
kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi
dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
1) Perenialisme lebih menekankan pada keabadian,
keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial
tertentu. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.
2) Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan
pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme
juga lebih berorientasi pada masa lalu.
3) Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan
tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami
dirinya sendiri.
4) Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani
perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar
dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta
didik aktif.
5)
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran
progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat
ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Penganut aliran ini menekankan pada
hasil belajar dari pada proses.
Aliran
Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran
filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum
Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi
pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum
Interaksional.
Masing-masing
aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena
itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung
dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan
berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat
ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi
pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih
menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
b) Landasan
Psikologis
Pengembangan
kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang
meliputi kajian tentang perkembangan peserta didik serta bagaimana peserta
didik belajar. Terdapat dua cabang psikologi yang sangat diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan teori belajar.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Psikologi belajar mengkaji tentang
hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu
lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Masih berkenaan
dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi
yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi. Dengan mengutip pemikiran
Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi
merupakan “karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal
dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam
pekerjaan pada suatu situasi“. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe
kompetensi, yaitu :
1) motif; sesuatu yang dimiliki
seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu
aksi.
2) bawaan; yaitu karakteristik
fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.
3) konsep diri; yaitu tingkah laku,
nilai atau image seseorang;
4) pengetahuan; yaitu informasi
khusus yang dimiliki seseorang; dan
5) keterampilan; yaitu kemampuan
melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Kelima kompetensi tersebut
mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia atau
pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri
seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih
mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan
(pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan. Pelatihan merupakan
hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif
jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.
Dalam konteks Kurikulum
Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2002) menyoroti tentang aspek perbedaan dan
karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima
perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : (1) perbedaan tingkat kecerdasan; (2)
perbedaan kreativitas; (3) perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan peserta didik;
dan (5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
c) Landasan
sosial budaya
Kurikulum dapat dipandang
sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum
menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan
merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan
masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan
mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Kehidupan masyarakat dengan
segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus
acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak
mengharapkan muncul manusia–manusia yang menjadi terasing dari lingkungan
masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti
dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Setiap lingkungan
masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur
pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek
penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur
cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut
dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan
perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut
berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan
dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar
masyarakat. Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa
melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam
peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan
demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan,
merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu
masyarakat,baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
d) Landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Pada awalnya, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun
sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan
teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya
akan terus semakin berkembang. Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan
teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban
manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat
pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang
berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad
pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui
belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan
keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih,
sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn)
dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang
ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu
merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat
mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan
ilmu pengetahuan.
3. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Ada
jenis-jenis dasar dalam pengembangan kurikulun, prinsip dasar ini dipandang
sebagai pandangan dasar yang benar dalam pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
(1). Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum
dalam pengembangan kurikulum. Seperti juga yang disampaikan oleh Subandijah,
prinsip umum ini meliputi :
a) Prinsip relevansi
Prinsip relevansi adalah
keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat, pendidikan dikatakan relevan
jika hasil pendidikan tersebut berguna bagi masyarakat.
b) Prinsip fleksibilitas
Kurikulum hendaknya
memiliki sifat lentur dan fleksibel. Hal ini berarti dalam penyelenggaraan
proses dan program pendidikan harus di perhatikan kondisi perbedaan yang ada
dalam diri peserta didik
c) Prinsip kontinuitas
Kurikulum sebagai wahana
belajar yang dinamis perlu dikembangkan terus menerus dan berkesinambungan.
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut saling berhubungan antara
tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi.
d) Prinsip praktis
Kurikulum memiliki prinsip
praktis dimana kurikulum mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana
dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi
e) Prinsip efektivitas
Efektivitas dalam kegiatan
berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dan diinginkan dapat
dilaksanakan atau dapat dicapai.
(2). Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang
lebih khusus dalam pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip ini berkenaan dengan
:
a) Tujuan pendidikan
b) Pemilihan isi pendidikan
c) Proses belajar-mengajar
d) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran
e) Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Terkait dengan pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang
harus dipenuhi, yaitu :
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
b) Beragam dan terpadu
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e) Menyeluruh dan berkesinambungan
f) Belajar sepanjang hayat
g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik
untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Namun begitu, kurikulum tetap mempunyai landasan/asas dan
prinsip-prinsip dalam pengembangannya.
Diantara
landasan/asas pengembangan kurikulum adalah Landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosial budaya dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Dan terdapat prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum, diantaranya
ada prinsip umum dan prinsip khusus.
2. Kritik dan Saran
Penulis
memohon maaf atas segala kehilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat
dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Diambil pada hari jum’at, 5 agustus 2016, pkl 09.00 WIB
Diambil pada hari jum’at, 5 agustus 2016, pkl 09.10 WIB
3.
Andayani,dian.2009.pengembangan
kurikulum.Departemen Agama RI:Jakarta Pusat.
4.
http://creativejepara.blogspot.co.id/2013/06/makalah-prinsip-dan-landasan.html. Diambil pada hari jum’at, 5 agustus 2016, pkl 09.47 WIB
Subscribe to:
Posts (Atom)